Tuesday, July 8, 2008
Tugas 2
PT PYRIDAM FARMA TBK
Disusun oleh:
Erlia Meylianti /16137
Fanny Evania S /16702
Anastasia Elisa /16715
Andriani Putri /
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA
2008
PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
PT Pyridam Farma Tbk berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jalan Kemandoran VIII No.16, Jakarta. Pabrik baru perusahaan yang berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa Barat mulai dibangun tahun 1995 dan mulai beroperasi pada bulan April 2001.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia lainnya. Serta melakukan perdagangan termasuk impor, ekspor antar pulau, dan bertindak selaku agen, grosir, distributor, dan penyalur dari segala macam barang. Kegiatan usaha perusahaan saat ini meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan. Tambahan kapasitas produksi dari pabrik baru ini sekitar 219%. Perusahaan memulai operasi komersialnya mulai tahun 1977. Presiden komisaris dari PT Pyridam Farma yaitu Ir. Sakri Kosasih dan Presiden Direkturnya adalah Michael Handoko B. Soetrisno.
GRAFIK PERGERAKAN HARGA SAHAM JANUARI
Nilai pembukaan dan penutupan saham pada bulan Januari 2008 berkisar di angka 60 hingga 84. Selisih 24 menunjukkan harga saham PT. Pyridam Farma Tbk termasuk stabil. Nilai pembukaan saham PT. Pyridam Farma Tbk pada 2 Januari hingga 9 Januari terus menurun dan kemudian pada tanggal 14 Januari mengalami peningkatan.nilai pembukaan terendah terjadi pada tanggal 22 Januari.Range untuk penjualan cukup tinggi yaitu berkisar dari 0 hingga 900. Volume penjualan tertinggi terjadi pada tanggal 15 Januari yaitu sebanyak 900. Dengan range nilai yang begitu besar maka dapat disimpulkan bahwa volume penjualan saham tidaklah stabil.
GRAFIK PERGERAKAN HARGA SAHAM BULAN FEBRUARI
Nilai pembukaan saham pada bulan Februari 2008 berkisar dari 0 hingga 77. Rangenya tidaklah terlalu jauh namun dapat dikatakan mengalami penurunan dibandingkan bulan Januari. Nilai pembukaan saham terendah PT. Pyridam Farma Tbk terjadi pada tanggal 1 Februari sedangkan pembukaan tertinggi pada tanggal 22 Februari. Nilai penutupan harga saham PT. Pyridam Farma Tbk berkisar dari 0 hingga 76. Tidak jauh berbeda antara nilai pembukaan dan nilai penutupan. Volume penjualan saham PT. Pyridam Farma Tbk pada bulan Februari lebih rendah dibandingkan pada bulan Januari yaitu sebesar 650. volume penjualan tertinggi pada tanggal 29 Februari sedangkan volume penjualan terndah pada tanggal 20 Februari sebanyak 20. Pada tanggal 1 Januari ,11 Januari, 18 Januari , dan 28 Januari tidak terjadi transaksi penjualan saham
GRAFIK PERGERAKAN HARGA SAHAM BULAN MARET
Bulan
Maret
Pada bulan maret dapat dilihat pergerakan harga saham stabil, dan keuntungan tertinggi yang diperoleh perusahaan pada tanggal 13 maret 2008. dan kerugian paling besar terjadi pada tanggal 4 maret 2008.
GRAFIK PERGERAKAN HARGA SAHAM BULAN APRIL
Bulan
April
Pada bulan april dapat dilihat pada tanggal-tanggal tertentu tidak melakukan transaksi. Dan pada tanggal 10 April 2008 perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang tertinggi. Sedangkan pada tanggal 1 April 2008 mengalami kerugian yang terbesar dalam bulan ini.
GRAFIK PERGERAKAN BULAN MEI
Bulan Mei
Pada tanggal 16 mei 2008 perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang tertinggi.Dan pada tanggal 6 Mei 2008 mengalami kerugian yang terbesar dalam bulan ini. Tingkat pergerakan harga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dan puncaknya harga tertinggi pada tanggal 21 Mei 2008.
GRAFIK PERGERAKAN BULAN JUNI
Bulan Juni
Pada bulan Juni tingkat pergerakan harga stabil. Dan pada tanggal 06 Juni 2008 perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang tertinggi. Dan banyak hari dimana perusahaan tidak melakukan transaksi, sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
GRAFIK PERGERAKAN BULAN JULI
Bulan Juli
Dari grafik diatas, kami menyimpulkan bahwa pada tanggal 1 Juli 2008 harga saham pembukaannya paling rendah. Dan pada tanggal 1 Juli 2008 perusahaan memiliki tingkat keuntungan yang tertinggi. Sedangkan pada tanggal 4 Juli 2008 mengalami kerugian yang terbesar dalam bulan ini.
KESIMPULAN
Bulan Januari-Bulan Juli
Harga saham dibentuk karena adanya pemintaan dan penawaran atas saham. Permintaan dan penawaran terjadi karena adanya faktor mikro seperti kinerja perusahaan dan industri di mana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial dan politik, maupun informasi-informasi yang berkembang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa datang, prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan, perkembangan teknologi, profitabilitas perusahaan, perkembangan kurs, perkembangan pasar modal, volume dan frekuensi transaksi suku bunga, inflasi, kebijakan moneter, serta kondisi ekonomi dan politik suatu negara.
Dari grafik yang kami buat, kami menyimpulkan bahwa harga saham pada PT Pyridam Farma dapat dikatakan stabil karena pergerakan harga sahamnya tidaklah terlalu tajam perbedaannya dari bulan ke bulan. Harga saham yang stabil menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan operasioan perusahaan sangatlah baik karena meskipun perusahaan tidak membagikan dividen namun harga saham dan volume penjualan tidaklah menurun.
Harga saham pembukaan tertinggi terjadi pada bulan Januari. Harga saham tertinggi sebesar 84 yaitu pada tanggal 14 Januari 2008.Volume penjualan saham pada PT Pyridam Farma dapat dikatakan tidak stabil karena volume penjualannya ada yang tinggi dalam satu hari namun ada dalam satu hari tidak terjadi transaksi penjualan saham.
Kinerja keuangan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) secara keseluruhan di tahun 2007 nyaris stabil dibandingkan tahun 2006. Penjualan bersih memang mencatat peningkatan 41,3 persen namun keuntungan bersih yang diraih berkutat di level RP1,743 milyar tahun 2007 dan Rp1,729 milyar tahun 2006.
Besarnya beban pokok penjualan dan beban usaha maing-masing naik menjadi Rp31,011 milyar dan Rp51,470 milyar dari Rp21,095 milyar dan Rp36,201 milyar memupus pertumbuhan laba perusahaan yang terkait sektor farmasi ini. Sepanjang 2007 PYFA meraup penjualan sebesar Rp86,64 milyar atau naik dari RP61,336 milyar.
LAMPIRAN
TABEL HARGA SAHAM BULAN JANUARI
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
02/01/2008
81
81
80
80
100
03/01/2008
80
80
80
80
0
04/01/2008
80
80
80
80
0
07/01/2008
80
80
80
80
0
08/01/2008
75
76
75
76
700
09/01/2008
76
76
76
76
50
14/01/2008
84
84
65
65
55
15/01/2008
68
68
60
61
900
16/01/2008
61
65
61
65
683
17/01/2008
65
65
65
65
0
18/01/2008
63
63
63
63
100
21/01/2008
63
63
62
62
145
22/01/2008
60
60
52
59
520
23/01/2008
62
62
62
62
100
24/01/2008
62
69
62
68
105
25/01/2008
66
66
66
66
50
28/01/2008
75
75
67
67
85
29/01/2008
67
67
66
66
325
30/01/2008
66
66
66
66
0
31/01/2008
69
69
65
66
209
TABEL HARGA SAHAM BULAN FEBRUARI
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
01/02/2008
66
66
66
66
0
04/02/2008
69
74
67
74
596
05/02/2008
75
75
69
69
53
06/02/2008
69
70
69
70
180
11/02/2008
70
70
70
70
0
12/02/2008
73
73
73
73
1
13/02/2008
67
73
67
70
145
14/02/2008
72
73
70
70
613
15/02/2008
72
73
72
73
79
18/02/2008
73
73
73
73
0
19/02/2008
74
75
71
72
375
20/02/2008
72
72
71
71
15
21/02/2008
76
76
68
75
108
22/02/2008
77
77
69
76
71
25/02/2008
76
76
76
76
50
26/02/2008
73
73
72
73
143
27/02/2008
72
72
71
71
70
28/02/2008
71
71
71
71
0
TABEL HARGA SAHAM BULAN MARET
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
03/03/2008
67
67
65
67
377
04/03/2008
67
67
67
67
0
05/03/2008
66
66
64
64
300
06/03/2008
67
68
67
67
110
10/03/2008
62
62
61
62
73
11/03/2008
62
62
60
60
204
12/03/2008
60
60
60
60
0
13/03/2008
61
61
57
60
710
14/03/2008
61
61
60
60
150
17/03/2008
53
54
53
53
700
18/03/2008
55
58
53
58
278
19/03/2008
54
55
54
54
111
24/03/2008
56
59
54
59
1.357
25/03/2008
61
61
56
58
562
26/03/2008
57
57
55
55
24
27/03/2008
55
55
55
55
0
28/03/2008
56
56
55
55
389
31/03/2008
55
55
55
55
0
TABEL HARGA SAHAM BULAN APRIL
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
01/04/2008
55
55
55
55
0
02/04/2008
55
55
55
55
0
03/04/2008
51
52
50
51
1.001
04/04/2008
53
53
51
51
506
07/04/2008
51
51
51
51
12
08/04/2008
52
52
50
50
590
09/04/2008
50
50
50
50
1.015
10/04/2008
50
53
50
52
649
11/04/2008
52
52
52
52
10
14/04/2008
52
52
51
51
50
15/04/2008
54
54
54
54
96
16/04/2008
54
54
54
54
13
18/04/2008
55
55
55
55
0
21/04/2008
55
55
55
55
0
22/04/2008
53
54
53
54
3
23/04/2008
54
54
54
54
0
24/04/2008
53
60
53
53
508
25/04/2008
53
55
53
55
30
28/04/2008
53
54
53
53
570
29/04/2008
54
55
53
53
202
30/04/2008
52
54
52
54
121
TABEL HARGA SAHAM BULAN MEI
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
02/05/2008
53
55
53
55
164
05/05/2008
53
53
53
53
26
06/05/2008
54
54
54
54
2
07/05/2008
51
54
51
54
455
08/05/2008
51
54
51
54
104
09/05/2008
55
58
55
56
510
12/05/2008
51
56
51
56
11
13/05/2008
52
59
52
57
345
14/05/2008
55
58
55
55
236
15/05/2008
58
59
56
58
82
16/05/2008
57
61
57
60
776
19/05/2008
60
62
59
62
398
21/05/2008
61
63
58
58
132
22/05/2008
56
59
56
59
206
23/05/2008
57
62
57
58
293
26/05/2008
55
57
55
56
455
27/05/2008
51
58
51
57
340
28/05/2008
56
57
56
57
4
29/05/2008
59
59
59
59
80
30/05/2008
59
59
59
59
0
TABEL HARGA SAHAM BULAN JUNI
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
02/06/2008
56
56
56
56
1
03/06/2008
50
60
50
57
336
04/06/2008
53
57
53
56
22
05/06/2008
59
59
56
59
174
06/06/2008
51
56
51
56
340
09/06/2008
57
57
57
57
3
10/06/2008
57
57
57
57
0
11/06/2008
56
56
56
56
23
12/06/2008
57
60
57
60
73
13/06/2008
60
60
60
60
0
16/06/2008
51
61
51
61
149
17/06/2008
61
61
61
61
0
18/06/2008
61
61
61
61
0
19/06/2008
61
61
61
61
0
20/06/2008
61
61
61
61
0
23/06/2008
61
61
61
61
0
24/06/2008
55
55
55
55
32
25/06/2008
51
51
51
51
1
26/06/2008
57
59
57
59
134
27/06/2008
58
58
58
58
63
30/06/2008
58
58
58
58
0
TABEL HARGA SAHAM BULAN JULI
TANGGAL
OPEN
HIGH
LOW
CLOSE
VOLUME
01/07/2008
52
61
52
61
162
02/07/2008
57
57
56
56
40
03/07/2008
55
55
55
55
50
04/07/2008
55
55
55
55
0
Pyridam Patok Pertumbuhan 12%
Rabu, 21 Mei 2008
Jakarta (Indofinanz) - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 12 persen menjadi Rp97 milyar ketimbang tahun 2007 sejumlah Rp86,64 milyar. Meski target ini tak terlalu besar namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan industri farmasi nasional yang diperkirakan 9 persen. Beberapa langkah yang ditempuh perseroan guna mencapai target dengan meningkatkan fasilitas produksi, memperluas segmen pasar maklon, meningkatkan pasar ekspor, meluncurkan produk baru dan meningkatkan penjualan alat kesehatan. Dana belanja modal (capex) yang dianggarkan tahun ini mencapai Rp7 milyar. Penjualan memang dipatok meningkat, tapi perolehan laba bersih ditargetkan hanya Rp1,74 milyar atau sama dengan tahun lalu.
Pyridam Tiadakan Dividen
Senin, 19 Mei 2008
Jakarta (Indofinanz) - PT Pyridam Farma Tbk memutuskan tidak membagi dividen meskipun tahun buku 2007 lalu berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp1,74 milyar. Keuntungan tersebut rencananya akan digunakan untuk menutupi biaya investasi tahun ini yang diperkirakan Rp7 milyar dimana Rp5 milyar diantaranya untuk fasilitas water system dan sisanya Rp2 milyar buat perbaikan sarana infrastruktur pabrik. Demikian diungkapkan Corporate Secretary Pyridam Farma Ryan Arvin, dalam paparan publik di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/05). Sumber pendanaan berasal dari kas internal dan pinjaman bank masing-masing dengan porsi 50 persen. Untuk pinjaman, emiten berkode PYFA itu sudah mendapatkan komitmen kredit dari Bank NISP senilai Rp17 milyar dimana RP13 milyar sudah dicairkan.
Laba Pyridam Statis
Jumat, 28 Maret 2008
Jakarta (Indofinanz) - Kinerja keuangan PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) secara keseluruhan di tahun 2007 nyaris stabil dibandingkan tahun 2006. Penjualan bersih memang mencatat peningkatan 41,3 persen namun keuntungan bersih yang diraih berkutat di level RP1,743 milyar tahun 2007 dan Rp1,729 milyar tahun 2006.
esarnya beban pokok penjualan dan beban usaha maing-masing naik menjadi Rp31,011 milyar dan Rp51,470 milyar dari Rp21,095 milyar dan Rp36,201 milyar memupus pertumbuhan laba perusahaan yang terkait sektor farmasi ini. Sepanjang 2007 PYFA meraup penjualan sebesar Rp86,64 milyar atau naik dari RP61,336 milyar.
Laba kotor dan laba usaha memang mencatat pertumbuhan dari Rp40,24 milyar dan Rp4,039 milyar menjadi Rp55,631 milyar dan RP4,160 milyar. Laba bersih per saham tahun lalu naik tipis menjadi Rp3,26 per lembar dari Rp2,23 per saham.
Monday, July 7, 2008
Manajemen Keuangan
Penyebab:
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Dampak:
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Penggolongan:
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
- Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
- Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
- Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
- Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Pengukuran:
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Manajemen Keuangan
Tugas akhir yang sangat penting bagi manajer investasi maupun investor dari proses investasi saham adalah melakukan penilaian terhadap kinerja investasinya. Karena investasi dalam saham tersebut umumnya dilakukan dalam bentuk portofolio maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang telah dibentuk sebelumnya.
Tujuan penilaian kinerja portofolio adalah untuk mengetahui dan menganalisir apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan kemungkinan tujuan tercapainya investasi. Penilaian portofolio dilakukan dengan cara membandingkan kinerja berbagai portofolio yang dibentuk sendiri. Sedangkan portofolio yang dibandingkan dapat merupakan antarportofolio yang dibentuk sendiri atau antara portofolio yang dibentuk sendiri dengan portofolio pembanding (benchmark) yang dibentuk oleh perusahaan pengelola dana.
Metode-metode yang digunakan untuk menilai kinerja portofolio adalah :
1. The Sharpe Index
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (=selisih rerata tingkat keuntungan portofolio dengan rerata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi (risiko total). Secara matematis indeks Sharpe diformulasikan sebagai berikut :
Spi = Rpi –Rf
SDpi
Keterangan symbol :
Spi = indeks Sharpe portofolio i
Rpi = rerata return portofolio i
Rf = rerata atas bungan investasi bebas risiko
SDpi = standar deviasi dari return portofolio i
Rpi-Rf = premi risiko portofolio i
Formula tersebut pada hakikatnya menghitung kemiringan (slop) garis yang menghubungkanportofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko. Kemiringan garis tersebut dinyatakan dengan (Rp-Rf)/σp. Dengan demikian, semakin besar kemiringan garis tersebut berarti semakin baik portofolio yang membentuk garis tersebut karena semakin besar rasio premi risiko portofolio terhadap standar deviasi sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja portofolio tersebut semakin baik. Indeks Sharpe ini relevan dipergunakan untuk investor yang menanamkan dananya hanya atau sebagian besar pada portofolio tersebut, sehingga risiko portofolio dinyatakan dalam standar deviasi.
2. The Treynor Index
Dalam metode ini kinerja portofolio diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (=selisih rerata tingkat keuntungan portofolio dengan rerata bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta (risiko pasar atau risiko sistematis). Secara matematis indeks Treynor diformulasikan sebagai berikut :
Tpi = Rpi - Rf
ßpi
Keterangan :
Tpi = indeks Treynor portofolio i
Rpi = rerata return portofolio i
Rf = rerata atas bunga investasi bebas risiko
ßpi = beta portofolio i
Rpi-Rf = premi risiko portofolio i
Formula tersebut pada hakikatnya menghitung kemiringan (slop) garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko. Kemiringan garis tersebut dinyatakan dengan (Rp-Rf)/ ßp. Dengan demikian, semakin besar kemiringan garis tersebut berarti semakin baik portofolio yang membentuk garis tersebut. Karena semakin besar rasio premi risiko portofolio terhadap beta sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja portofolio tersebut semakin baik. Penggunaan beta sebagai ukuran risiko portofolio secara implicit mencerminkan bahwa portofolio yang ada merupakan portofolio yang telah didiversifikasikan dengan baik. Indeks Treynor ini relevan dipergunakan untuk investor yang memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai mutual funds tau melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio sehingga risiko portofolio dinyatakan dalam beta.
3. The Jansen Index
Metode ini didasarkan pada konsep Security Market Line (SML) yang merupakan garis yang menghubungakn portofolio pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko sehingga secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Jpi = (Rpi-Rf) – (Rm-Rf) ßpi
Keterangan :
Jpi = indeks Jensen portofolio i
Rpi = rerata return portofolio i
Rf = rerata atas bunga investasi bebas risiko
ßpi = beta portofolio i
Rm = rerata return pasar
Rpi-Rf = premi risiko portofolio i
Rm-Rf = premi risiko pasar
Biaya-biaya yang perlu dipertimbangkan apabila ingin dilakukan revisi total atas portofolio yang kinerjanya dirasa sudah tidak sesuai lagi dengan expected return atau risk yang diinginkan yaitu :
· Komisi untuk pembelian saham
· Komisi untuk penjualan saham
· Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan
· Biaya dalam mencari dan menganalisis data dan informasi.
Dengan demikian, dalam melakukan revisi atas kinerja portofolio harus diyakini bahwa rate of return portofolio yang harus bias menutup biaya revisi tersebut.
Sumber :
Halim, Abdul. 2004. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat :
Thursday, July 3, 2008
Biaya Modal
Oleh: Fanny Evania/ 16702
1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2. Komponen Biaya Modal
Komponen biaya modal terdiri dari :
l Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
l Preferred (Saham Preferen)
l Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan)
Biaya Modal Individual
1. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan hutang (cost of debt) dihitung dengan cara :
rd AT = rd BT(1 - T)
Dimana :
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
hutang
T = Tingkat Pajak
2. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya modal yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung dengan
I + (N-Nb)/n
rd = ----------------------
(Nb + N) /2
Di mana :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
3. Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
r ps = Dps / P0
Dimana :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)
4. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Dimana :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
Manajemen Keuangan
Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu :
sebagai indikator trend pasar
sebagai indikator tingkat keuntungan
sebagai tolak ukur (brenchmark) kinerja suatu portofolio
memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif
memfasilitasi berkembangnya produk derivatif
Ada beberapa macam berkembangnya pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks yaitu :
Menghitung rata-rata (arithmatic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks.
Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk dalam anggota indeks.
Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar.
Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta.
Di Bursa Efek Jakarta terdapat 5 jenis indeks yaitu :
Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya.
- Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG.
- BEJ memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.
Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor.
- Penghitungan harga dasar masing-masing sektor didasarkan pada kurs/harga akhir setiap saham.
- Di BEJ indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu :
A. Sektor Primer (ekstraktif)
1. Pertanian
2. Pertambangan
B. Sektor-sektor Sekunder (industri manufaktur)
3. Industri dasar dan kimia
4. Aneka industri
5. Industri barang konsumsu
C. Sektor-sektor Tersier (jasa)
6. Properti dan real estate
7. Transportasi dan infrastruktur
8. Keuangan
9. Perdagangan, jasa, dan investasi
Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (composite share price index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariat investasi dalam Islam.
Indeks harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham terakhir yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan di BEJ yaitu Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler.
Sumber :
Darmadji, Tjiptono. 2001. Pasar Modal Indonesia. Penerbit Salemba Empat : Jakarta
Tuesday, June 24, 2008
Gambaran Umum Penganggaran Perusahaan
Oleh: Fanny Evania/ 16702
Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan
Perencanaan merupakan salah satu dari fung
si manajemen dan penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran bukan perusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana. Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan termasuk bagian akunting manajemen.
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab anggaran dibuat berdasarkan asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.Fungsi dan Macam Anggaran
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan sebagai alat menilai pelaksanaan pekerjaan.
Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas: anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri atas: anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi bidangnya terdiri atas: anggaran operasional dan anggaran keuangan, dari segi kemampuan menyusun terdiri atas: anggaran komprehensif dan anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran apropriasi dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas: anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.
Pengertian Manajemen Keuangan, Tugas Pokok Dan Tujuan Manajer Keuangan Perusahaan
Oleh: Fanny Evania/ 16702
A. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Penjelasan Singkat Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan :1. Perencanaan KeuanganMembuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.2. Penganggaran KeuanganTindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.3. Pengelolaan KeuanganMenggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.4. Pencarian KeuanganMencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.5. Penyimpanan KeuanganMengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.6. Pengendalian KeuanganMelakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.7. Pemeriksaan KeuanganMelakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
B. Tugas Pokok Manejemen Keuagan
Tugas-tugas dasar yang diemban oleh seorang menejer keuangan secara umum adalah :1. Mendapatkan Dana Perusahaan2. Menggunakan Dana Perusahaan3. Membagi Keuntugan / Laba Perusahaan
C. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dengan adanya manajer keuangan untuk mengeloka dana perusahaan pada suatu perusahaan secara umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin